Sangat mengagumkan juga ketika sempat berkenalan dengan beberapa tokoh yang sangat dikagumi dalam bidang dunia gaib dan barang-barang pusaka.
Yang perlu pembaca ketahui adalah sangat mudahnya seseorang yang ingin menjadi kaya mendadak dengan cara yang cepat namun dengan resiko yang besar, antara lain beberapa anggota keluarga menjadi tumbal alias korban untuk maksud tadi.
Fenomena
uang gaib memang sesuatu yang nyaris sulit dipercaya. Sudah sejak lama
orang berputar-putar pada sebuah pertanyaan: “Benarkah uang gaib ini ada
dan bisa didatangkan?”
Memang,
tak mudah menjawab pertanyaan tersebut, terlebih ketika kita
menganalisis masalah uang gaib ini dari sudut logika. Tentu yang ada
hanya kebuntuan belaka. Bagaimana mungkin ada tumpukan uang di alam nun
jauh di seberang sana? Lalu, siapa yang memilikinya, dan bagaimana uang
tersebut bisa tersedia? Yang paling membingungkan, dengan cara seperti
apa uang itu bisa dihadirkan ke dunia nyata?
Semua
pertanyaan tersebut bisa membuat kita pusing tujuh keliling
memikirkannya. Jangankan mencari jawabannya, untuk membayangkannya saja
bisa membuat kita senewen.
Namun,
kesenewenan itu juga yang membuat fenomena ini selalu menyedot
perhatian. Terlebih di zaman krisis ekonomi seperti sekarang ini.
Buktinya, ketika Misteri memuat artikel tentang Ritual Mendatangkan Uang di Bawah Sajadah,
maka staf redaksi kami kewalahan menjawab telepon, belum lagi faks dan
email. Semua pertanyaan dan surat yang masuk bernada sama dan sebangun,
yakni: “Benarkah ritual tersebut bisa dibuktikan?”
Tentu,
kami tidak dapat menjawab “benar” atau “tidak.” Namanya saja hal gaib,
pasti tak mudah diberi label “benar” atau “tidak” bila kita belum
membuktikannya sendiri, atau setidaknya pernah mendengar kesaksian dari
seseorang yang pernah membuktikannya. Sinyalemen terakhir ini,
setidaknya cukup menjadi alasan bagi Misteri bahwa ritual tersebut
sangat mungkin kebenarannya, namun sudah tentu dengan sederet
catatan-catatan.
Deretan
catatan tersebut berhubungan dengan si pelaku ritual, juga ketentuan
dari ritual dimaksud. Dari sisi si pelaku, tentu dia harus
sungguh-sungguh, ikhlas, dan istikomah dalam menjalankan ritualnya.
Sementara dari sisi ketentuan ritual, jelas berhubungan dengan aneka
macam persyaratan, seperti tempat, saat mustajabah, juga berbagai sesaji
yang dibutuhkan. Kalau kedua hal ini dapat terpenuhi dengan baik, maka
berdasarkan pengalaman dari sejumlah kesaksian, sudah barang tentu
ritual akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Memang,
tak mudah membuktikan kebenaran di balik ritual mendatangkan uang ini.
Ibaratnya, dari seribu orang yang melakukan ritual, barangkali hanya
satu orang yang bisa membuktikan kebenarannya. Orang yang berhasil ini
bukan semata-mata karena dia menjalankan ritual dengan benar, tapi
sangat mungkin karena ada kriteria lain yang menjadi sebab pendorong
keberhasilannya. Misalnya saja, orang ini memang memiliki alasan untuk
melakukan ritual tersebut karena dia sangat membutuhkan uang untuk
membayar utang, atau mencari biaya untuk pengobatan orang tuanya yang
sakit keras. Karena jalan lahiriyah sudah buntu, maka jalan batiniah
dipilihnya. Dengan sebab ini maka dia memiliki sugesti yang sangat kuat
untuk bisa berhasil. Auto power sugesti ini merupakan modal yang sangat
kuat baginya untuk berhasil, disamping dengan dukungan kesungguhan dan
keikhlasannya dalam melakukan ritual.
Para
Ulama Sufi dan Ahli Hikmah memang berkeyakinan bahwa ritual
mendatangkan uang gaib ini tidak bisa digunakan untuk tujuan
“main-main”. Maksudnya, siapapun yang ingin melakukan ritual ini harus
benar-benar memiliki alasan yang kuat dan tepat, bukan hanya dengan
maksud ingin mencoba-coba.
“Kalau
dilakukan hanya dengan mencoba-coba, maka saya jamin ritual akan
gagal!” ungkap Prayoga Gemilang, yang pernah membikin heboh dengan
diktat gaibnya tentang upaya mendatangkan uang gaib. Menurutnya, hanya
orang yang sungguh-sungguh terdesak oleh suatu kebutuhan, seperti harus
segera membayar utang karena nyawanya terancam, yang bisa membuktikan
keampuhan ritual ini.
Hal
senada juga dikatakan oleh Saipudin. Menurut paranormal muda yang juga
pakar Ilmu Hikmah ini, banyak orang yang tergoda melakukan perburuan
uang gaib atau melakukan ritual mendatangkan uang gaib, tanpa mengerti
esensi yang sebenarnya dari ritual ini. Dia mengatakan, para pelaku
ritual umumnya memang mengerjakannya dengan setengah hati, karena di
awal mereka sesungguhnya sudah merasa ragu. Keraguan ini sangat mungkin
terjadi karena pelaku tidak memiliki modal sugesti yang kuat.
“Padahal,
sugesti itu modal utama dalam ritual apa saja, sebab sugestilah yang
menuntun ke arah keberhasilan. Walaupun ritualnya ampuh, kalau sugesti
pelakunya lemah, maka besar kemungkinan tidak bisa menunjang
keberhasilan. Atau, kalaupun berhasil tentu tidak memuaskan,” papar
Saipudin, menegaskan.
Untuk
membuktikan kebenaran pendapat tersebut, marilah kita simak cerita yang
dituturkan oleh Muhi Juhana, tentang seorang sahabatnya yang bernama
Surya. Sahabatnya ini, adalah seorang yang melakukan ritual peminjaman
uang gaib…:
Ketika
ditemui di rumahnya, Surya dengan gamblang menjelaskan bahwa apa yang
disebut sebagai Bank Gaib itu memang benar-benar ada.
Dipaparkan
oleh Surya, walau dia gagal dalam ritual tersebut, tetapi dia telah
mencoba melakukan ritual yang sebenarnya tidak memerlukan biaya besar.
Cukup tiga batang lilin merah yang sebelumnya telah diisi oleh seorang
Kyai, wewangian dan membakar madat, serta berpakaian bersih saat
melakukan ritual.
Sudah barang tentu, sebelumnya Surya diwajibkan untuk melakukan puasa mutih selama tiga hari tiga malam, yang dimulai pada hari Selasa. Tepatnya mulai Selasa, Rabu dan Kamis.
Malam
Jum’atnya, dia tidak tidur sama sekali. Ketiga lilin merah itu dibakar
dan diletakkan berjajar. Tak lupa Surya juga memakai wewangian dan
membakar madat serta membaca amalan tertentu untuk mengundang khodam
yang akan mengantarkan uang kepadanya.
Sebelumnya,
sang Kyai berpesan kepada Surya, “Ingat, jangan sekali-kali membuka
pintu jika terdengar ada yang mengetuk dari luar. Biarkan khodamnya
masuk ke kamarmu sambil membawa uangnya!”
Ringkas cerita, saat
Surya melakukan ritual di kamar khususnya malam itu, sementara
isterinya membantunya dengan melakukan wiridan di kamar yang berbeda,
sesuatu yang aneh memang terjadi. Sekitar pukul 02.30 WIB, lamat-lamat
terdengar suara derap kaki kuda yang menghela kereta berhenti tepat di
depan rumahnya. Dan tak lama kemudian, terdengar gedoran keras pada
pintu depan rumah.
Mendengar
gedoran yang keras tidak alang kepalang, dengan serta merta Surya pun
bangkit karena jengkel. Dia lupa akan pesan sang Kyai. Dan ketika daun
pntu dibukanya, dia tak melihat siapa pun. Yang ada hanyalah kegelapan
malam. Ketika sadar, Surya pun menyesal. Dia telah melanggar pantangan.
Dan uang yang amat diharapkan tidaklah didapatkan
Isteri
Surya memberi kesaksian, “Saya melihat dengan jelas seolah tidak ada
penghalang tembok sama sekali. Di luar sana, tampak ada seorang wanita
cantik turun dari kereta kencana sambil membawa bungkusan yang digendong
di belakang dengan kain. Mirip pedagang kain. Dan perempuan itu
langsung saja menggedor pintu depan.”
Demikian
kisah Muhi Juhana tentang sahabatnnya yang bernama Surya. Pengalaman
Surya jelas telah membuktikan betapa Bank Gaib itu benar adanya. Sudah
tentu, jika kita mau menjalani ritualnya dengan tulus, tekun dan sabar,
maka kita akan mendapatkan uang yang kita harapkan. Namun, seperti yang
disinggung Saipudin, kebanyakan orang yang melakukan ritual ini memang
setengah hati. Maksudnya, kurang khusyuk dan tidak memiliki modal
sugesti yang kuat.
mantep ceritanya mas, ada lagi cerita lain mengenai uang ghaib disini http://rahasiauangghaib.tumblr.com/
BalasHapus